PSGC Ciamis Milik Herdiat Atau Milik Ciamis?

 Keterangan Foto: Manajer PSGC Ciamis, Herdiat Sunarya


PSGC Ciamis, klub sepak bola yang memiliki home base di Stadion Galuh Ciamis mencuri perhatian publik saat menahan imbang AREMA Malang di Stadion Kanjuruhan pada ajang Piala Presiden tahun 2014. Pada tahun itu Herdiat Sunarya sang manajer yang masih menjabat sebagai Sekda Kabupaten Ciamis masih memiliki hubungan mesra dengan Bupati Kabupaten Ciamis, Iing Syam Arifien. Maka, tak heran jika 10 bis yang berisi para PNS Pemda Ciamis menuju Malang untuk mendukung PSGC Ciamis.

Tapi itu dulu. Herdiat Sunarya memulai kampanye di dalam Stadion Galuh, spanduk bertuliskan “I Love Herdiat” terbentang di Tribun Utara yang biasanya menjadi tempat Viking Galuh beraksi. Tribun yang kosong saat itu menjadi saksi bagaimana spanduk dari Helo Community sebuah komunitas yang mengaku sebagai Herdiat Lover menjadi awal dari renggangnya hubungan Herdiat dan Iing.

Hal ini ditambah dengan massive-nya berbagai baliho yang memperkenalkan Herdiat sebagai calon bupati Ciamis di seluruh wilayah Kabupaten Ciamis. Di Fans Page Facebook ‘BUPATIKU’ Iing mengaku ‘sakit hati’ dan sekaligus meminta maaf karena Iing undur diri dari Stadion Galuh Ciamis dan tidak pernah terlihat lagi kontribusinya mendukung PSGC Ciamis.

Herdiat di awal pencalonannya sebagai Bupati Ciamis mengatakan pada sesi wawancaranya bersama galuh.id, media online lokal Ciamis, bahwa adalah suatu kewajaran jika dirinya ‘memanfaatkan’ PSGC untuk membantu kampanye sebagai calon Bupati Ciamis. Tetapi, perlu diingat bahwa bagi Herdiat Sunarya PSGC Ciamis adalah hobi. Artinya sebagai hobi, Herdiat bisa mengeluarkan uang ratusan juta untuk membiayai hobinya itu, tanpa melihat untung rugi. Di kemudian hari banyak orang yang mendekati Herdiat setelah dinyatakan sebagai pemenang Pilkada Kabupaten Ciamis melalui PSGC Ciamis.

PSGC tidak bisa lepas dari sosok Herdiat Sunarya. Tetapi klub berjuluk Laskar Singa Cala ini juga adalah milik warga Ciamis. Pada masa keemasannya ketika PSGC hampir promosi ke Divisi Utama (Liga 1) seluruh warga Ciamis mengelu-ngelukan tim yang saat itu diperkuat oleh Moris Power ini. Seiring berjalan waktu PSGC terdegradasi ke Liga 3 setelah pada babak play off kalah head to head dari Perserang Serang. Warga Ciamis seolah-olah enggan mendukung klub yang mereka elu-elukan tersebut.

Kapasitas Stadion Galuh Ciamis yang bisa menampung 25.000 penonton itu hanya bisa diisi sekitar 1000-an orang. Akibatnya Panpel PSGC berkali-kali harus nombok biaya setiap kali PSGC bertanding.

Bukan itu saja, beberapa oknum yang mengaku sebagai ‘relawan’ pendukung Herdiat merasa punya akses gratis untuk masuk Stadion, akibatnya seringkali VIP penuh sesak dengan orang-orang tetapi pendapatan dari tiket VIP minim.

Sudah menjadi rahasia umum jika mereka yang masuk Stadion Galuh saat PSGC bertanding terutama di VIP mengandalkan tiket berupa pengakuan “saya BG HAYE’ (Balad Galuh Herdiat Yana) atau “kata bapak anu…bapak itu” yang diakui Panpel PSGC sangat memuakkan. Puncaknya pada pertandingan terakhir PSGC di babak 32 besar Liga 3 melawan AS ABADI FC, di pintu masuk Stadion Galuh terpampang spanduk, “MESER TIKET ATUH MUN TEU ISIN MAH”, belilah tiket jika tidak malu.

Mungkin benar PSGC Ciamis harus berprestasi dulu agar bisa mendapat dukungan dari seluruh warga kabupaten Ciamis, atau hadirkan pemain bintang untuk menarik animo masyarakat agar datang menonton PSGC. Tetapi, satu hal mesti diingat PSGC adalah milik warga kabupaten Ciamis, bukan milik Herdiat seorang, jadi ada atau tidaknya prestasi sudah semestinya didukung warga Ciamis. (Ndu)



http://www.blogputra.com/2017/07/blogputra-buka-jasa-like-fb-page.html

Putra

2 comments:

  1. Informasi banget nih, Mas.
    Sebagai orang ciamis jadi tahu, terakhi lihat tanding PSGC langsung itu waktu di Jogja lawan PSS Sleman..

    ReplyDelete

You can comment in English or Bahasa Indonesia
No Spam !